Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kontribusi Walisongo

 Walisongo memiliki pendekatan yang khas dalam melakukan dakwah kepada khalayak. Bahkan walisongo mampu memahami dengan detail kondisi sosiokultural masyarakat jawa. Terdapat beberapa bentuk budaya lama telah di modifikasi para wali, misalnya :

a. sunan kalijaga membolehkan pembakaran kemenyan, yang semula pembakaran kemenyan tersebut menjadi sarana dalam upacara penyembahan para dewa akan tetapi oleh sunan kalijaga fungsinya di rubah sebagai pengharum ruangan. Dengan suasana ruangan yang harum di harapkan adanya ketenangan batin dan berdoa lebih khusu’ 

b. sunan kudus melarang penyembelihan lembu bagi masyarakat muslim di Kudus. Larangan ini merupakan bentuk toleransi terhadap adat istiadat serta watak masyarakat setempat yang sebelumnya masih sangat kental dengan Hindu anutan nya yang beranggapan bahwa lembu keramat dan suci.

c. para wali mengadopsi bentuk atap masjid yang bersusun tiga, merupakan peninggalan tradisi Hindu. Namun para wali memberikan penafsiran baru terhadap bentuk atap bersusun tersebut, bentuk atap tersebut merupakan melambangkan iman, islam, dan ihsan. 

Hal yang sudah di sebutkan merupakan beberapa contoh akomodasi yang di kembangkan oleh para wali dalam melaksanakan dakwah islam di jawa khusus nya. Namun demikian kontribusi walisongo dalam penyiaran agama islam di jawa sangat besar sesuai kapasitas personal yang di miliki.

Posting Komentar untuk "Kontribusi Walisongo"