Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Terjemah kitab tambihul mutaallim bab lima sampai akhir karya syech ahmad maysur sindi attursudy



Seperti yang telah saya sampaikan pada kesempatan ini saya akan mengurai kan bab ke lima sampai akhir terjemah kitab tambihul mutaallim,sebagai berikut : 

5. Tatakrama pelajar ilmu kepada kedua orang tua 
diantara tatakrama pelajar ilmu yaitu, harus bersungguh-sunguh berbuat baik kepada kedua orang tuanya, dan apabila keduanya telah meninggal hendaknya di do'akan dan meneruskan pahala kebaikan yang pernah dilakukan kedua orang tua nya.

6. Tatakrama pelajar ilmu kepada guru

Diantara tatakrama pelajar ilmu yakni hendak nya  meyakini akan keluhuran dan ketinggian derajad seorang gurunya, agar supaya suatu saat nanti, bisa tampak kebahagiaan dan menjadi orang yang memperoleh pahala.

Diantara tatakrama pelajar ilmu,hendaknya berusaha membuat hati guru ridho dan juga memuliakannya dengan perasaan ikhlas, karena hal tersebut termasuk salah satu dari perkara yang menjadi sebab seorang murid menjadi orang yang mulia.
Imam Al-Baihaqi meriwayatkan hadis marfu' dari sahabat Abu Hurairah r.a : "bersikaplah tawaddu’ (andap ashar) kepada orang yang belajar".
 Syeikh Al-Mughirah itu sangat takut kepada gurunya,yakni  Syeikh Ibrahim seperti takutnya kepada seorang raja.

 Di antara tatakrama pelajar ilmu yakni, hendaknya jangan berpindah-pindah dalam belajar sehingga menjadikan perasaan guru tidak baik atau bosan, sebab akan mendatangkan pengaruh, karena hal tersebut menjadikan cacat yang bisa merubah pemahaman dan merusak budi pakerti, bahkan menurut Syeikh Ibu Shalah hal tersebut akan berdampak pada terhalangnya dari manfaatnya ilmu.
 Di antara tatakrama pelajar ilmu yakni, hendaknya meminta idzin kepada bapak/ibu guru apabila tidak bisa hadir dalam majlis belajar,, karena ada suatu alasan atau keperluan dan menjelaskan alasan tersebut.

7. Tatakrama atau adab pelajar kepada ilmu

 Di antara tatakrama pelajar ilmu kepada ilmu nya yakni, Hendaklah mencurahkan seluruh tenaga untuk belajar ilmu sehingga bisa berhasil, karena ilmu itu tidak bisa diperoleh hanya dengan rasa malas dan pengangguran.
Yahya bin Abi Katsir berkata: "Seseorang tidak akan memperoleh ilmu dengan badan yang tenang".

 Abu Hurairah meriwayatkan hadis marfu' bahwa Rasulullah SAW bersabda : "Berkeinginan keraslah kamu terhadap sesuatu yang memberi manfaat bagimu, mohon pertolonganlan kepada Allah, dan janganlah putus asa."

 Diantara tatakrama orang yang belajar terhadap ilmu yakni, bisa tahu dan mengerti lafadz, bahasanya, juga i'rabnya, maknanya, manthuq dan mafhumnya, sampai menyatakan terhadap semuanya, dan sampai memperbanyak menghafalkan hal-hal yang menjadi sulit baginya.
hendaknya  pelajar ilmu tidak merasa cukup dengan adanya tulisan, dan hasil mendengarkan,karena tidak mengetahui akan penjelasan-penjelasan yang tebih terperinci sehingga menjadi faham akan arti, bahasa, dan i'rab beserta yang lainnya, maka pelajar tadi hanya akan menerima kesulitan tanpa memperoleh apapun yang sangat penting.

 Di antara adab sopan santun orang yang belajar terhadap ilmu yaitu; bermusyawarah dengan para ahli ilmu, karena menurut para ahlil fadli hidupnya ilmu itu dengan bermusyawarah.

Di antara adab sopan santun orang yang belajar terhadap ilmu yaitu; diwaktu menghafalkan atau mempelajari ilmu haruslah bertahap (step by step), satu persatu, dan masalah demi masalah. Bila dilakukan demikaan, insya Allah akan bisa diperoleh apa yang menjadi harapan atau tujuannya. Karena orang yang pada waktu menuntut ilmu atau mempelajari ilmu hanya dengan cara borongan (satu kali kerja) dan tidak lama lagi apa yang telah dipelajari dan dicari itu hilang lagi, maka semua itu hanyalah sia-sia, buang-buang waktu dan tenaga.

 Di antara adab sopan santun orang yang belajar terhadap ilmu yaitu; hendaklah waktu-waktu yang dipergunakan itu bisa di bagi sebaik mungkin agar hak-hak waktu yang telah ditentukan itu bisa tercapai dengan baik, jangan sampai ada waktu yang kosong dari hak tersebut, dikarenakan tidak bisa membagi waktunya tersebut dengan baik akhirnya ia sendiri tidak bisa mencapai kegiatannya tersebut secara baik.

 Di antara adab sopan santun orang yang belajar terhadap ilmu yaitu; hendaklah semua peralatan disusun dengan rapi dan rajin, dan juga salah satu peralatan tersebut ditempatkan secara tetap tidak berpindah-pindah, 21) dan harus berusaha membenci sifat bermalas-malasan dan rasa bosan.

 Di antara adab sopan santun orang yang belajar terhadap ilmu yaitu; hendaklah memperbanyak mempelajari kembali di waktu malam (muthala'ah), lebih-lebih bisa memanfaatkan belajar di waktu sahur tujuannya adalah agar bisa mencapai derajat orang-orang sholeh (para ulama). Orang yang bisa bangun diwaktu sahur adalah orang pilihan karena tidak semua orang yang bisa melakukannya.  Kalau ada yang membiasakan bangun diwaktu sahur bisa dipastikan dia orang yang baik. Dimanapun dia berada, sudah menjadi kebiasaanya baik dipesantren, dirumah, dihotel atau dimanapun dia berada maka dia akan bangun diwaktu sahur. 
Di antara manfaat yang dapat dipetik untuk yang bangun diwaktu sahur yaitu : 

1. Dekat dengan Allah SWT
2. Hidup lebih awal artinya dalam waktu menghirup udara
3. Sangat baik untuk kesehatan 
4. Kebiasaan orang sholeh 
5. Sangat baik untuk menghafal 
6. Terhindar dari begadang    

Di antara adab sopan santun orang yang belajar terhadap ilmu yaitu; Jangan berpindah-pindah tempat, menganggap mudah dan gampang terhadap suatu hafalan atau materi pelajaran yang sering disampaikan oleh guru. 

 Di antara adab sopan santun orang yang belajar terhadap ilmu yaitu; Jangan berpindah-pindah  tempat dalam menuntut ilmu merasa malu atau bersikap besar diri (sombong) tidak mau menerima ilmu dari orang yang derajatnya di bawahnya baik dalam segi nasab, umur dan lain sebagainya karena Allah SWT memandang manusia dari hatinya (taqwanya) bukan dari segi rupanya, dan badannya.

Orang yang bersifat malu dan sombong tidak akan bisa menerima ilmu. Menuntut ilmu juga telah ada jika air mengalir ke atas, atau jika ada burung gagak pethok (burung gagak warna putih), tapi apakah hal tersebut (air mengalir ke atas, atau burung gagak pethok) itu mungkin.


Seseorang yang tidak pernah merasakan beban hinanya menuntut ilmu walaupun hanya dalam waktu yang singkat, maka suatu saat ia akan menghadapi berbagai kehinaan yang ditimbulkan dari kebodohannya selama-lamanya.
Imam Al-Baihaqi meriwayatkan dari Imam Ashmu'i, ia berkata "Barang siapa yang tidak mau merasakan kehinaan dalam menuntut ilmu sesaat saja, maka ia selamanya akan nenetapi hinanya kebodohan".

 Di antara adab sopan santun orang yang belajar terhadap ilmu yaitu; Hendaklah membersihkan niat dalam menuntut ilmu sekiranya benar-benar niat ikhlas mencari ridla Allah SWT. bukan untuk tujuan duniawi, berusaha menjauhi rasa cinta menjadi seorang pemimpin, rasa dimulyakan dan dipuji oleh masyarakat. Lebih baik lagi jangan merasa menjadi orang mulya.

Seseorang yang menuntut ilmu yang semestinya diniatkan karena Allah akan tetapi diniatkan untuk mendapatkan harta dunia atau tujuan lain, maka nanti pada hari kiamat ia tidak dapat mencium bau wanginya surga yang keluar dari golongan orang-orang yang menggunakan minyak wanginya surga.

 Di antara adab sopan santun orang yang belajar terhadap ilmu yaitu; jangan berpindah-pindah tempat dalam mencari ilmu, yang ilmu tersebut hanya dipergunakan untuk ajang perdebatan, pamer-pameran (riya'), atau unggul-unggulan  di sertai sifat sombong.
Diriwayatkan dari Umar r.a berkata: Janganlah belajar karena tiga hal, dan juga tidak mau belajar karena tiga hal. janganlah belajar ilmu untuk tujuan perdebatan, berpamer-pameran (riya'), dan unggul-unggulan. Dan tidak mau menuntut ilmu karena merasa malu, tidak ada perhatian sama sekali terhadap ilmu, dan rela terhadap kebodohan.

 Di antara adab sopan santun orang yang belajar terhadap ilmu yaitu; hendaklah mengamalkan ilmu-ilmu masalah ibadah yang sudah pernah didengarkan, ilmu etika bergaul (akhlak), dan juga fadhilah-fadhilah beramal. Karena mengamalkan ilmu tersebut adalah merupakan zakatnya ilmu dan menjadikan ilmu mudah diingat. Oleh karena itu, barang siapa yang mau hafal dan mengerti tentang suatu hendaklah berusaha untuk mengamalkannya.
Umar Bin Qais Al-Mala'i pernah berkata: "Jika ada amal kebaikan yang menghampirimu, maka berusahalah untuk bisa mengamalkan walau hanya satu kali".

 Di antara adab sopan santun orang yang belajar terhadap ilmu yaitu; Apabila kamu sudah memperoleh ilmu walau hanya satu kalimat, hendaklah untuk disampaikan kepada yang yang lain dengan niat ikhlas karena Allah SWT agar kamu tidak termasuk dalam golongan orang orang yang bakhil. 

Sempurnanya Nikmat Seorang Guru kepada Muridnya dan
Sempurnanya Nikmat Seorang Murid terhadap Gurunya

Apabila antara seorang guru dan murid telah mengumpulakan tiga hal berikut, maka sungguh sempurnalah nikmat yang besar bagi keduanya. Yaitu, bila guru sudah mengamalkan sifat sabar, tawadlu', dan akhlak yang baik, maka sungguh sampurnalah nikmat bagi seorang murid. Dan bila murid sudah menempatkan fikirannya dalam menuntut ilmu ('aqli), sopan santun (adab), dan pemahaman yang baik (chusnul fahmi), mak sungguh sampurnalah nikmat bagi seorang guru.
(Keterangan sesuai dengan pendapat Imam Al-Qadli Husain dalam Qolyubi juz 5) 

8.Ilmu-ilmu yang penting di pelajari

    Kata "ilmu" apabila disebutkan dalam kitab-kitab syar'i tanpa ada batasan (qayyid), maka maksudnya adalah ilmu akhirat. kemudian ilmu-ilmu yang penting untuk dipelajari itu ada tujuh. Adapun ilmu alat-alatnya juga masuk dalam tujuh ilmu tersebut. Tujuh ilmu itu antara lain:

1) . Ilmu Al-Ushul, yaitu apabila bersifat mutlak maka yang dimaksud adalah ilmu ushuluddin, ilmu aqaid (aqidah), dan ilmu tauhid. Ilmu ini adalah ilmu yang paling utama di antara ketujuh ilmu tersebut. oleh karena itu harus benar-benar dipelajari terlebih dulu sampai menghasilkan keimanan yang benar (shahih).

2).  Ilmu Qira'ah, 3) Ilmu Tafsir, 4) Ilmu Hadis, 5) Ilmu Ushul Fiqh, ini apabila bersifat mutlak maksudnya hanya diucapkan Ilmu Al-Ushul, tidak bisa menunjukkan ushul fiqh, bisa menunjukkannya harus disambung dengan mudlaf ilaihnya. 

6).  Ilmu Fiqh, yaitu ilmu terpenting kedua setelah ilmu aqidah iman. Kemudian akhir dari disiplin ilmu fiqh itu menjadi permulaannya ilmu thariqah: yaitu ilmu tashawuf. Aleh karena itu, kata shufiyyun (صوفي) bersifat mutlak, maka pengertiannya adalah ahli thariqah. Kemudian akhir dari ilmu thariqah ini naik menjai ilmu hakikat. Oleh karenanya, orang yang ingin menempuh jalan akhirat, terlebih dulu harus mengetahui akan martabat atau maqom (tingkatan) dirinya, agar ia dapat melaksanakan kewajiban-kwajibannya secara berurutan, dan bisa naik menempuh tingkatan /maqom amaliah secara tertib menurut syari'at dan juga menurut kekuatannya.
Maqom yaitu istilah dalam tasawuf untuk menyebut berbagai kedudukan pendakian (tempat/tingkatan/derajat) rohani yang harus ditempuh salik agar bisa wushul (sampai) kepada Allah. (Dr. H. Said Aqil Siroj)

wa Allahu A'lam bisshowab. semoga bermanfaat, amiin. 

Posting Komentar untuk "Terjemah kitab tambihul mutaallim bab lima sampai akhir karya syech ahmad maysur sindi attursudy "