Samsuddin As Sumatrani
Syech Syamsuddin Bin Abdillah As Sumatrani atau biasa di panggil dengan nama Syamsuddin Pasai, beliau adalah seorang ulama besar dan tokoh tasawuf yang berasal dari aceh. Syech Syamsuddin Bin Abdillah As Sumatrani di kena sebagai Syechul Islam di kesultanan Aceh pada masa pemerintahan sultan Iskandar Muda (1607-1636) M.
Syech Syamsuddin Bin Abdillah As Sumatrani adalah murid Hamzah Fansury seperti guru nya Syamsuddin juga tokoh penganut faham Wahdatul Wujud , walaupun mengikuti aliran yang sama, namun ada perbedaan antara guru dan murid ini. Hamzah Fansuri adalah seorang sufi pencari Tuhan, yang mencoba melakukan pencarian Tuhan karena di dorong oleh batin nya. Sedangkan syamsuddin as sumatrani seorang ahli sufi dan juga filosof lebih merasakan kebutuhan mengenali hakikat dan segala aspek sesuatu hal, serta mengtahui kesatuan yang tersembunyi. As sumatrani berpandangan bahwa usaha Mengenal Tuhan harus di bimbing oleh guru yang sempurna karena bila tidak maka akan trjerambab dalam kesesatan.
Sebagai murid yang terpercaya, as sumatrani mengikuti faham Wahdatul Wujud nya yang di anut guru nya, dan faham yang di anut oleh as sumatrani bertentangan dengan Nuruddin Ar Raniri. Maka oleh Ar Raniri, dia dianggap menyebarkan ajaran yang menyesatkan. Akibatnya karya karya nya yang berbahasa Arab dan Melayu banyak yang di bakar dan di musnahkan oleh Nuruddin ar Raniri atas perintah sultan Iskandar Sani (1636-1641).
Namun ada beberapa kitab hasil karya as sumatrani yang tersisa dan berhasil di selamatkan tetapi sudah tidak lengkap lagi. Salah satu karya besarnya yang lolos dari pembakaran, Miras al Mu’min (warisan orang yang beriman), merupakan kitab ilmu kalam yang memuat tanya jawab mengenal kepercayaan islam. Kitab ini mengupas tentang sifat Allah SWT, sifat para Nabi, Wahyu dan hari kebangkitan. Salah satu kitabnya yang berjudul Miras Al Muhaqiin (warisan orang yang yakin) merupakan kitab tasawuf yang mengupas dzikir dan ma’rifat Allah SWT.
Posting Komentar untuk "Samsuddin As Sumatrani"